Apakah anda terbiasa bangun tengah malam? Apa yang biasanya anda lakukan?
Sebuah pertanyaan dengan jawaban yang berbeda-beda. Mungkin anda termasuk orang yang pernah atau terbiasa bangun tengah malam saat tidur sedang lelap-lelapnya. Tapi apa yang kemudian dilakukan, tentulah berbeda. Ada yang terbangun dari tidur lelapnya karena tuntutan kebutuhan hidupnya ( para pedagang sayur biasanya akan bangun tengah malam untuk segera berbelanja ke pasar ), karena kebutuhan biologisnya ( buang air kecil misalnya ), dan ada juga yang terbangun karena kebutuhan ruhaninya ( melakukan sholat malam ). Mereka yang terbangun karena kebutuhan biologisnya akan segera kembali terlelap setelah hasratnya terpenuhi. Tapi mereka yang terbangun karena kebutuhan batinnya, tidak akan segera terlelap sebelum ‘puas’ bersujud dan bermunajat kepada Allah, karena saat-saat itulah saat yang paling istimewa untuk ‘berdialog’ dengan sang Maha Pencipta.
Malam atau dini hari nanti, sepertinya bakal banyak orang-orang yang bangun tengah malam atau sengaja tidak tidur sejak sore harinya. Apa yang akan mereka lakukan?
Sebagian dari mereka tentunya akan melakukan kebiasaan tengah malamnya, mengambil wudlu, sholat beberapa rokaat, bersujud, berdoa dengan linangan air mata. Sebagian lainnya, mereka rela bangun tengah malam nanti karena harus buru-buru ke pasar induk kalau tidak ingin mendapatkan sayuran sisa pilhan pedagang lain. Dan sebagian lainnya ingin menyaksikan secara langsung pertandingan final liga champions. Hanya untuk itu? Bisa iya bisa juga tidak!
Sebagian mungkin memang bangun tengah malam semata-mata hanya ingin menyaksikan pertandingan itu, artinya mereka akan bangun sesaat sebelum pertandingan mulai dan akan kembali tidur setelah pertandingan selesai. Sebagian mungkin akan memanfaatkan moment bangun tengah malam nanti, untuk ‘sekali-kali’ sholat malam, mencoba ‘berdialog’ kepada Allah sebelum pertandingan mulai, waktu jeda pertandingan atau setelah pertandingan selesai, kalau masih kuat menahan kantuk. Untuk yang seperti ini, masih dibilang mending ketimbang mereka yang biasanya tak pernah bangun malam ( boro-boro untuk sholat malam ), tiba-tiba nanti malam mereka merasa wajib bangun karena sekedar mau melihat pertandingan sepak bola dengan mata kepala sendiri secara langsung, menunggu dengan harap-harap cemas apakah tim yang mereka jagokan menang atau kalah. Kenapa harus cemas, apakah yang akan bertanding nanti tim dari Indonesia? Ya, bukan lah! Mereka sebenernya cemas, karena jika tim jagoannya kalah, secara otomatis mereka juga akan kalah taruhan. Astaghfirulloh….! Bangun tengah malam, hanya untuk melihat pertandingan sepak bola dan berjudi?! Sungguh sangat-sangat sia-sia bahkan celaka! Kalau mereka yang main jadi sehat, kenapa yang nonton jadi maksiat?
Jadi, apakah anda akan bangun tengah malam nanti? Apa yang akan anda lakukan, jika terbangun nanti?
Sebuah pertanyaan dengan jawaban yang berbeda-beda. Mungkin anda termasuk orang yang pernah atau terbiasa bangun tengah malam saat tidur sedang lelap-lelapnya. Tapi apa yang kemudian dilakukan, tentulah berbeda. Ada yang terbangun dari tidur lelapnya karena tuntutan kebutuhan hidupnya ( para pedagang sayur biasanya akan bangun tengah malam untuk segera berbelanja ke pasar ), karena kebutuhan biologisnya ( buang air kecil misalnya ), dan ada juga yang terbangun karena kebutuhan ruhaninya ( melakukan sholat malam ). Mereka yang terbangun karena kebutuhan biologisnya akan segera kembali terlelap setelah hasratnya terpenuhi. Tapi mereka yang terbangun karena kebutuhan batinnya, tidak akan segera terlelap sebelum ‘puas’ bersujud dan bermunajat kepada Allah, karena saat-saat itulah saat yang paling istimewa untuk ‘berdialog’ dengan sang Maha Pencipta.
Malam atau dini hari nanti, sepertinya bakal banyak orang-orang yang bangun tengah malam atau sengaja tidak tidur sejak sore harinya. Apa yang akan mereka lakukan?
Sebagian dari mereka tentunya akan melakukan kebiasaan tengah malamnya, mengambil wudlu, sholat beberapa rokaat, bersujud, berdoa dengan linangan air mata. Sebagian lainnya, mereka rela bangun tengah malam nanti karena harus buru-buru ke pasar induk kalau tidak ingin mendapatkan sayuran sisa pilhan pedagang lain. Dan sebagian lainnya ingin menyaksikan secara langsung pertandingan final liga champions. Hanya untuk itu? Bisa iya bisa juga tidak!
Sebagian mungkin memang bangun tengah malam semata-mata hanya ingin menyaksikan pertandingan itu, artinya mereka akan bangun sesaat sebelum pertandingan mulai dan akan kembali tidur setelah pertandingan selesai. Sebagian mungkin akan memanfaatkan moment bangun tengah malam nanti, untuk ‘sekali-kali’ sholat malam, mencoba ‘berdialog’ kepada Allah sebelum pertandingan mulai, waktu jeda pertandingan atau setelah pertandingan selesai, kalau masih kuat menahan kantuk. Untuk yang seperti ini, masih dibilang mending ketimbang mereka yang biasanya tak pernah bangun malam ( boro-boro untuk sholat malam ), tiba-tiba nanti malam mereka merasa wajib bangun karena sekedar mau melihat pertandingan sepak bola dengan mata kepala sendiri secara langsung, menunggu dengan harap-harap cemas apakah tim yang mereka jagokan menang atau kalah. Kenapa harus cemas, apakah yang akan bertanding nanti tim dari Indonesia? Ya, bukan lah! Mereka sebenernya cemas, karena jika tim jagoannya kalah, secara otomatis mereka juga akan kalah taruhan. Astaghfirulloh….! Bangun tengah malam, hanya untuk melihat pertandingan sepak bola dan berjudi?! Sungguh sangat-sangat sia-sia bahkan celaka! Kalau mereka yang main jadi sehat, kenapa yang nonton jadi maksiat?
Jadi, apakah anda akan bangun tengah malam nanti? Apa yang akan anda lakukan, jika terbangun nanti?