Gempa yang terjadi Rabu siang ( 2/09/09, 14.55 WIB ) kemarin, bukan saja menjadi topik utama berita di internet dan televisi, tapi juga menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan dengan keluarga dan tetangga. Usai tarawih, di musholla sampai kembali ke rumah, obrolan seputar kejadian gempa yang terjadi di Tasikmalaya dimana kekuatannya mencapai 7.3 skala richter itu masih menarik untuk diperbincangkan. Masing-masing menceritakan kekagetannya saat gempa itu terjadi. Ada yang langsung berlari keluar rumah, kantor atapun gedung, tapi ada juga yang malah tidak tahu harus berbuat apa, kecuali hanya terpaku, gemetar saking kagetnya.
Apapun reaksi kita saat gempa itu terjadi, semuanya berawal dari hal yang sama yaitu kaget. Apapun alasannya, kepanikan kita saat gempa kemarin terjadi, sebenarnya bukti nyata bahwa kita ini adalah seorang yang kecil dan penakut. Betapa tidak, ketika Allah mengguncangkan bumi ini hanya dengan sedikit goncangan, bahkan kecil sekali dibandingkan dengan goncangan saat kejadian kiamat kelak, kita sudah begitu panik dan ketakutan. Tapi seringkali kita tak pernah mau jujur pada diri sendiri. Kita kerapkali menjadi angkuh dan bertindak sok kuasa, berbuat semena-mena kepada sesama, menganggap remeh dosa-dosa kecil tanpa memikirkan betapa besarnya Dzat yang kita tantang.
Gempa yang terjadi cukup kencang dan lama kemarin, belumlah tentu sebuah azab dari Allah, ini subjektif. Bagi orang-orang yang telah menyimpang dari jalan Allah, berbuat maksiat dan kemungkaran disetiap saat setiap tempat, bencana alam termasuk gempa bisa jadi sebuah azab. Tapi bisa juga sebuah peringatan bagi manusia yang sudah mulai melupakan kewajiban utamanya di dunia ini yaitu beribadah kepada Allah SWT. Selain itu bisa saja ini sebuah ujian, terutama bagi mereka yang akan dinaikkan derajatnya karena keimanannya.
Lalu, apakah arti bencana itu bagi diri kita? Kiranya kita bisa menjawabnya sendiri-sendiri. Caranya, mari kita koreksi diri kita masing-masing, seberapa dekatkah kita dengan sang Maha Segalanya. Benarkah kita telah berada di jalan yang benar, menuju tujuan yang benar dan berjalan dengan cara yang benar. Atau malah sebaliknya?.
Turut berbela sungkawa dan duka yang mendalam, untuk saudara-saudaraku yang menjadi korban gempa Tasikmalaya. Semoga, mereka yang meninggal dunia, kembali kepada Sang Maha Pencipta dalam keadaan khusnul khotimah. Bagi yang menderita luka-luka, semoga senantiasa diberikan kesabaran, ketabahan dan segera diberikan kesembuhan. Bagi yang kehilangan harta dan benda, semoga Allah menggantikannya dengan yang lebih baik, lebih barokah. Amin Ya Robbal Alamin.