Masih lekat dalam ingatan kita, ganasnya flu burung yang telah merenggut ratusan nyawa manusia di seluruh dunia termasuk Indonesia. Flu burung pula yang menyebabkan ribuan unggas mati atau sengaja dimusnahkan, karena memang dari sanalah sumber virus ini berasal. Awalnya virus ini menular dengan cara kontak langsung antara manusia dengan unggas, mengkonsumsi daging atau telurnya. Namun dalam waktu yang singkat, virus ini semakin ganas, sehingga penularannya tidak hanya melalui kontak manusia dengan unggas atau mengkonsumsinya, tapi menular antar manusia.
Kini, setelah beberapa waktu kabar flu burung tidak terdengar lagi, tiba-tiba muncul kabar yang tak kalah menghebohkan yaitu berkembangnya virus flu babi yang dalam waktu singkat sudah memakan korban ratusan jiwa manusia. Virus flu babi ini pertama kali diketahui menyebar di negara Mexico. Dalam waktu singkat, virus ini telah menyebar ke negara-negara lain melalui orang-orang yang diketahui sebelumnya telah berkunjung dari Mexico. Sama seperti flu burung, flu babi semula juga menular melalui kontak langsung atau dengan mengkonsumsi dagingnya. Tapi belakangan tersiar kabar bahwa flu babi juga bisa menular dari manusia ke manusia.
Bagi seorang muslim, penularan flu babi melalui kontak atau mengkonsumsi daging babi bisa saja tidak begitu mengkhawatirkan, karena larangan untuk kontak ataupun mengkonsumsi daging babi sudah ada sejak 14 abad silam, jauh sebelum issu flu babi ini muncul. Islam mengharamkan kita untuk mengkonsumsi daging babi dan olahannya, salah satu hikmahnya adalah seperti yang sekarang terjadi.
Lalu ketika virus ini mulai mengganas, sehingga penularannya bisa melalui manusia, apa yang mesti kita lakukan. Waspada itu sudah jadi hal yang mutlak. Selain itu ada hal yang lebih utama yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memperbanyak ibadah dan doa. Kita boleh saja cemas dengan flu babi atau flu burung sekalipun, tapi bagaimanapun harus kita sadari dan kita yakini bahwa kematian adalah hal yang pasti terjadi bagi setiap makhluk hidup, dan flu babi atau flu burung hanyalah salah satu jalan menuju kematian tersebut. Yang harus lebih ditakutkan adalah bagaimana seandainya virus flu babi tersebut masuk ke negara kita, menyerang kita atau keluarga kita sementara perbekalan kita menuju akhirat belum memadai. Jadi, ketika takut flu babi menyerang kita, maka lebih takutlah bahwa ketika kematian datang ( dengan jalannya tersendiri, salah satunya melalui penyakit seperti flu burung, flu babi ), kita belum memiliki perbekalan untuk hidup dan kehidupan selanjutnya.