Pertama kali dengar, aku mengira Fulan salah ucap. Yang kutahu
selama ini, orang lebih sering menyebut produk-produk China harganya lebih
murah dibanding produk impor dari negara lainnya. Tapi Fulan tak hanya
menyebutkan sekali, lebih dari tiga kali menyebut barang Spanyol lebih murah
dari produk manapun, termasuk dalam negeri, memancing aku untuk bertanya, bagaimana
ia bisa seyakin itu?
Astaghfirulloh! Ternyata Spanyol yang Fulan maksudkan
bukanlah nama negara di benua Eropa. Spanyol yang Fulan maksudkan adalah
sebuah singkatan dari separo nyolong.
Entahlah, aku tidak tahu apakah Fulan yang baru seminggu
kukenal bisa mengatakan seperti itu karena ia ( pernah ) terlibat di kegiatan
perdagangan semacam ini, tapi dari ceritanya aku mendapat satu peringatan bahwa
hati-hati dan teliti sebelum membeli adalah penting sekali. Jangan hanya mengutamakan
harga yang ( lebih ) murah, tapi pikirkanlah soal berkah.
Ada beberapa alasan mengapa ada produsen atau penjual yang
menjual produk mereka dengan harga ( jauh ) lebih murah dibanding harga di
pasaran pada umumnya.Salah satunya adalah produk baru. Kita sudah maklum bila produk
baru dijual dengan harga lebih murah dibanding produk lain dengan spesifikasi
yang sama. Ini salah satu trik produsen atau penjual untuk menarik perhatian dan
minat para calon pembeli. Juga bukan hal baru bila ada barang yang aspal, asli
tapi palsu, bahkan kita terkadang pura-pura tidak tahu, tetap membeli barang
tiruan karena faktor dana yang jadi alasan. Tapi selain dua hal tersebut, masih ada
alasan lain, termasuk salah satunya seperti yang dikatakan Fulan, barang
sepanyol, separo nyolong.
Aku tekun menyimak penjelasan Fulan mengenai barang
sepanyol,separo nyolong. Dia katakan, barang-barang seperti ini biasanya
didapat dari para distributor nakal yang mengurangi, menurunkan barang sebelum
sampai tujuan. Terus terang aku belum pernah melihat yang seperti ini, tapi
Fulan katakan oknum semacam ini memang ada, mulai dari kelas teri hingga kelas
kakap. Dari merekalah kemudian para pedagang membeli dan menjualnya dengan
harga yang lebih murah dibanding pedagang lainnya.
Benar kita memang tidak boleh berburuk sangka, tapi
hati-hati dan waspada juga tak kalah pentingnya terlebih untuk hal yang
berkaitan dengan halal dan haram. Ibarat warna hitam dan putih, haram dan halal
jelas perbedaanya, namun di antara keduanya ada warna abu-abu, syubhat, samar
hukumnya dan untuk yang demikian kita diperintah untuk meninggalkannya.
Tentu saja aku tak bermaksud men-judge bahwa mereka yang
menjual dengan harga murah adalah seperti yang Fulan ceritakan. Seperti yang
kusebutkan sebelumnya, ada beberapa alasan mengapa orang berani menjual produk
lebih rendah dibanding harga pasaran, salah satunya adalah untuk memperkenalkan
produk baru mereka kepada calon konsumen. Nanti ketika produk sudah dikenal dan
digemari konsumen, mereka menerapkan harga normal untuk meraih target
keuntungan yang sebenarnya. Yang jelas, tidak ada pelaku bisnis yang menjalankan
usahanya untuk merugi, semua sama, menginginkan keuntungan. Sayangnya, tidak
semua pelaku bisnis berlaku jujur. Salah satunya seperti yang Fulan katakan.
Ada yang berani menjual dengan harga lebih rendah tapi tetap mendapatkan
keuntungan karena barang yang mereka jual adalah barang sepanyol, separuh
nyolong, yang secara logika juga dibeli dengan harga murah. Nauzubillah!.
Karenanya, sudah saatnya kita meningkatkan kewaspadaan,
hati-hati dan teliti sebelum membeli. Bukan saja pada keaslian produk yang akan
kita beli, tapi sudah saatnya pula kita peduli, dari mana asal barang yang akan kita beli. Tidak menjadi halal jual beli apabila produk yang diperjualbelikan
adalah barang haram, barang curian. Jadi, jangan hanya mengejar yang murah,
tapi carilah yang halal dan membawa berkah.