Apa yang akan anda lakukan bila satu ketika anak anda minta dibelikan es kelapa? Kemungkinannya ada dua. Pertama anda akan langsung membelikan apa yang dia minta, toh segarnya es kelapa bukanlah sesuatu yang mewah, mudah didapat dan harganyapun murah meriah. Kemungkinan kedua, anda akan menolaknya dengan atau tanpa memberikan pilihan karena alasan kesehatan.
Apa pendapat anda bila Sabila – putri tunggalku – minta dibelikan es kelapa sebagai hadiah apabila ia bisa kembali menempati ranking pertama? Kemungkinannya menjadi berbeda. Pertama, mungkin anda berpikir bahwa postingan ini terlalu mengada-ada. Kedua, anda mungkin akan mengira bahwa ada satu diantara kami berdua yang berlebihan atau keterlaluan.
Bila anda sempat membaca postingan berjudul Buku Tulis 58 Lembar dan Tegar Di Tengah Badai, anda akan segera mengerti bahwa ini bukan mengada-ada. Juga tidak ada yang berlebihan ataupun keterlaluan. Apa adanya. Es kelapa adalah hadiah yang dia inginkan. Dan, hadiah itu tetap tak berubah meskipun dia sadar bahwa namanya memang berada di urutan pertama.
**
Aku gagal menemukan kata-kata yang dapat mewakili perasaanku. Bahkan tasbih dan tahmidpun hanya mampu kuucap dalam hatiku. Es kelapa, hadiah yang dia minta. Sebuah perayaan kemenangan yang tak biasa. Menjadi lebih tak biasa karena biasanya kami menikmati saat-saat bahagia seperti ini bertiga, tapi kali ini hanya berdua. Dan itupun tak bisa lama, karena aku harus segera kembali ke tempat kerja.
Nak, meski kita tak melihatnya, tapi ‘dia’ melihat kita sayang. Dia tersenyum bahagia dan bangga padamu…
**
Sayang, harus kuakui butuh kekuatan untuk menyelesaikan tulisan ini. Rasa haru, pilu, bahagia dan juga bangga bercampur menjadi satu.
Sayang, apa yang kini kau dapat adalah anugerah sekaligus amanah dari Allah SWT. Tak ada alasan untuk menjadi tinggi hati. Janganlah takabur, tetaplah bersyukur!. Jangan berhenti, teruslah semangat untuk berprestasi!.
Selamat sayang! Kembali, untuk kesekian kali kau hadirkan perasaan indah dalam hatiku.
Terima kasih sayang, kesederhanaanmu menjadi pelajaran penting bagiku.
Apa pendapat anda bila Sabila – putri tunggalku – minta dibelikan es kelapa sebagai hadiah apabila ia bisa kembali menempati ranking pertama? Kemungkinannya menjadi berbeda. Pertama, mungkin anda berpikir bahwa postingan ini terlalu mengada-ada. Kedua, anda mungkin akan mengira bahwa ada satu diantara kami berdua yang berlebihan atau keterlaluan.
Bila anda sempat membaca postingan berjudul Buku Tulis 58 Lembar dan Tegar Di Tengah Badai, anda akan segera mengerti bahwa ini bukan mengada-ada. Juga tidak ada yang berlebihan ataupun keterlaluan. Apa adanya. Es kelapa adalah hadiah yang dia inginkan. Dan, hadiah itu tetap tak berubah meskipun dia sadar bahwa namanya memang berada di urutan pertama.
**
Aku gagal menemukan kata-kata yang dapat mewakili perasaanku. Bahkan tasbih dan tahmidpun hanya mampu kuucap dalam hatiku. Es kelapa, hadiah yang dia minta. Sebuah perayaan kemenangan yang tak biasa. Menjadi lebih tak biasa karena biasanya kami menikmati saat-saat bahagia seperti ini bertiga, tapi kali ini hanya berdua. Dan itupun tak bisa lama, karena aku harus segera kembali ke tempat kerja.
Nak, meski kita tak melihatnya, tapi ‘dia’ melihat kita sayang. Dia tersenyum bahagia dan bangga padamu…
**
Sayang, harus kuakui butuh kekuatan untuk menyelesaikan tulisan ini. Rasa haru, pilu, bahagia dan juga bangga bercampur menjadi satu.
Sayang, apa yang kini kau dapat adalah anugerah sekaligus amanah dari Allah SWT. Tak ada alasan untuk menjadi tinggi hati. Janganlah takabur, tetaplah bersyukur!. Jangan berhenti, teruslah semangat untuk berprestasi!.
Selamat sayang! Kembali, untuk kesekian kali kau hadirkan perasaan indah dalam hatiku.
Terima kasih sayang, kesederhanaanmu menjadi pelajaran penting bagiku.