28 May 2012

Yang Jauh Mendekat, Yang Dekat Menjauh

Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Benarkah demikian? Bisa iya bisa juga tidak. Tergantung seberapa lama waktu yang dibutuhkan dan apa yang dilakukan selama menunggu. 

Bagi pria muda yang duduk di sebelah kiriku, menunggu tidaklah membosankan, justru menyenangkan. Lima belas menit terlalu singkat untuk ia mengakhiri pembicaraan dengan seseorang melalui telepon selularnya. Entah siapa yang menelpon atau ditelpon, tapi ia terlihat sangat akrab. Pria dan seseorang di ujung sana terpisah jarak yang mungkin sangat jauh, tapi benda kecil itu telah membuat mereka dekat, seolah tiada berjarak. 


Berbeda dengan dua orang yang duduk di sebelah kananku. Dari obrolan singkat yang kudengar, aku tahu mereka adalah sepasang suami istri. Bagi mereka waktu lima menit terasa terlalu lama hingga masing-masing memutuskan untuk berselancar ke dunia maya melalui gadgetcanggih di tangannya. Setengah jam berlalu, tak ada obrolan terdengar dari mereka. Barangkali memang tak ada lagi yang perlu dibicarakan. Tapi aku rasa bukan itu penyebabnya. Benda kecil di tangan masing-masinglah yang memisahkan mereka  berdua. Mereka duduk berdekatan, tapi jiwa dan pikiran mereka seperti terpisah ribuan mil jauhnya.

Dari pria muda dan sepasang suami istri di sebelahku, aku mendapat satu kesadaran bahwa kemajuan teknologi selain memberikan manfaat positif juga membawa dampak negatif. Kutemukan bukti pada mereka yang duduk di samping kiri dan kananku, betapa teknologi bisa mendekatkan yang jauh , tapi juga bisa menjauhkan yang dekat.


Karena itu bijak dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi mutlak diperlukan. Jangan sampai yang jauh terasa dekat, tapi yang dekat justru terasa jauh. Ambil manfaatnya, antisipasi efek negatifnya.



Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri