7 Oct 2011

Book Review: Sepertiga Malam


 Judul                   : Sepertiga Malam

Penulis                 : Syaiful Erfad

ISBN                    : 979-963-650-7

Penerbit                : DIVA Pers   ( 2009 )   

Jumlah Halaman   : 428 hal + soft cover

Buku ini memang tak sepopuler Ayat-Ayat Cinta nya Habiburrahman El Shirazy, Laskar Pelangi nya Andrea Hirata ataupun Negeri 5 Menara nya A. Fuadi. Tapi saya bersyukur sempat membaca buku yang inspiratif, sarat hikmah dan pelajaran berharga ini.

Dalam buku pertamanya ini, Syaiful Erfad berkisah tentang Farid Idzul Mubarak, seorang mahasiswa semester sembilan,  pemuda yang alim dan sholeh. Ia kerap diminta teman-temannya untuk mengisi kajian agama. Namun tanpa sepengetahuan mereka, Farid adalah seorang pemuda dengan dorongan nafsu birahi di atas rata-rata. Ia gemar melihat film dan gambar porno. Permasalahan terus berkembang sejak ia berkenalan dengan Siti Fatimah ( biasa dipanggil Sifa ), seorang gadis belia yang berasal dari keluarga broken home. Kegemaran Farid yang ‘menyimpang’, bertemu dengan ‘keberanian’ Sifa dalam berpacaran, membuat keduanya lupa diri bahkan nyaris melakukan perzinahan. Nauzubillah!


Bukan sebuah tema baru memang, tapi Syaiful Erfad menuliskan kisah ini dengan gaya bahasa yang menarik, alur cerita yang mengalir dan mudah dicerna. Pemilihan kota Yogyakarta ( tempat Farid menjalani studinya ), Kudus ( kota kelahiran Farid ) dan Malang ( kota kelahiran Siti Fatimah ) sebagai latar novel ini begitu pas dan jelas digambarkan, seolah ini adalah kisah nyata yang dialami sang penulis.

Layaknya buku bergenre religi, novel ini pun membawa banyak pesan dan pengetahuan agama. Menariknya, semua itu disematkan dengan tepat, dalam dialog dan perilaku para tokoh sehingga tidak terkesan seperti sang penulis sedang menggurui pembacanya. 

Tokoh utama dalam buku ini memang pemuda dan pemudi yang sedang dimabuk asmara, tapi bukan berarti buku ini tidak cocok untuk yang sudah ‘dewasa’ dan telah berkeluarga. Melalui buku ini, sang penulis ingin mengingatkan bahwa syetan dengan segala tipu dayanya kerap menjerumuskan manusia melalui satu jebakan yang berkedok cinta

Kritik untuk buku ini; selain penggunaan kertas HVS yang cenderung silau saat dibaca, kurang ramah lingkungan dan tentu saja lebih mahal, kekurangan dari buku ini adalah tidak mencantumkan daftar isi. Entah lupa atau memang disengaja, tanpa daftar isi justru berhasil ‘memaksa’ pembaca untuk menikmati cerita yang terbagi dalam 38 bab ini, mulai dari awal hingga akhir, tanpa loncat-loncat. Juga pemilihan judul, saya berpendapat bahwa Sepertiga Malam lebih pas jika dijadikan judul bab saja, untuk judul buku perlu dicari sebuah judul yang lebih ‘menjual’. Untuk cover, menurut saya cukup nyambung dengan ( karena ) judul bukunya Sepertiga Malam. 

Tapi dibalik itu semua – yang tentu saja sangat subjektif – saya berkesimpulan bahwa nasihat "Don’t judge a book by its cover!" ‘semakin’ tepat dengan hadirnya buku ini. Jangan terburu menyimpulkan hanya dengan melihat judul dan covernya, juga siapa penulisnya, karena sangat mungkin pendapat itu akan berbalik setelah membaca buku ini dari awal sampai selesai.

Apakah Farid menikah dengan Siti Fatimah yang hampir ia zinahi, atau sebaliknya. Sahabat penasaran? Saya tidak ‘berhak’ menjawabnya. Silahkan sahabat membaca sendiri. Kalaupun mungkin buku ini sudah tidak tersedia lagi di toko buku besar seperti Gra**dia, saya berharap sahabat bisa mendapatkannya di toko buku langganan sahabat, termasuk toko ‘pinggir jalan’ sekalipun, karena disanalah saya menemukan buku bagus ini.

catatan:
Artikel ini diikutsertakan pada Book Review Contest di BlogCamp

Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri