13 Jul 2011

Kado Pernikahan

Sebenarnya tak ada aturan yang menyebutkan bahwa memberi uang lebih baik dari pada benda sebagai kado pernikahan. Begitupun sebaliknya. Semua tergantung niat dan keikhlasan saat memberinya. Dan apapun yang diberikan tamu undangan, sesungguhnya shohibul hajat merasa senang dan sangat berterima kasih. Terlebih kedua mempelai, pemberian tamu undangan melengkapi kebahagian yang sedang mereka rasakan. Tapi karena saya berpendapat bahwa sebuah kado itu identik dengan barang, maka saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan kado pernikahan yang selain nantinya bisa dimanfaatkan juga tidak mudah dilupakan.

Tidak di semua undangan pernikahan yang kami hadiri, kami membawa kado pernikahan. Biasanya hanya keluarga dan teman-teman dekat saja. Bukan pelit, tapi memang membeli kado pernikahan tak lepas dari masalah budget yang harus kami siapkan. Juga karena ada pihak pengundang yang secara terang-terangan tidak mengharapkan hadiah berupa barang. Kami memahami alasan mereka, selain segi kepraktisan juga menhindari mubazir karena barang-barang tersebut nantinya belum tentu terpakai semuanya. Tapi untuk orang-orang dekat, kami biasanya mengabaikan hal ini. Kado berupa barang tetap ada dan uangpun insya Allah kami siapkan.


Kami memang belum pernah memberikan sebuah kado yang terbilang istimewa kalau dilihat dari harganya. Sebagaimana kami juga belum bisa memberikan uang yang besar kalau dilihat dari jumlahnya. Tapi kami berharap, dengan memberikan kado pernikahan berupa barang, ada sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan uang. Perhatian dan kenangan, itulah yang dulu dan sampai kini masih kami rasakan. 

Sampai saat ini, setiap tidur menggunakan seprei bermotif bunga warna biru, kami jadi teringat siapa yang dulu memberinya. Setiap melihat jam dinding di ruang tamu, kami juga ingat siapa yang dulu memberinya. Setiap minum dengan gelas bertuliskan Mama Papa, kami ingat dari siapa kami memilikinya. Begitu pula beberapa benda lainnya. Dan bukan hanya ingat siapa orangnya, tapi juga doa-doa yang dulu mereka tuliskan di secarik kertas yang mereka selipkan di dalam bungkusan kado. Dan setiap itu pula kami teringat untuk mendoakan mereka, dimanapun saat itu berada. Hal ini berbeda dengan mereka yang memberikan uang. Sebagian memang kami masih ingat, tapi tidak semua dan tidak lebih spesifik ketika kami mendoakannya seperti kami mendoakan si fulan yang member benda ini dan si fulan yang memberi benda itu.

Karena alasan itu semua, untuk orang – orang dekat, baik itu sahabat maupun kerabat, kado pernikahan berupa benda tetap kami pertimbangkan selain sejumlah uang, selagi itu memang memungkinkan. Kami berharap bisa menunjukan perhatian yang lebih dibanding tamu-tamu lainnya. Namun yang jelas, terlepas dari apa yang kita berikan, kehadiran di moment bahagia mereka jauh lebih berharga. Kado pernikahan berupa uang ataupun barang bukanlah yang utama, tapi doa yang tulus ikhlas agar mereka bisa membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah. Amin.

Selain diikutkan dalam kontes menulis "ADUK EDISI KHUSUS" yang diadakan BlogCamp, juga  artikel ini saya tulis sebagai Wedding Anniversary Gift bagi para sahabat yang mensyukuri hari ulang tahun pernikahannya pada bulan Juli 2011 ( termasuk saya sendiri sebenarnya, tapi tahun ini jelas berbeda ceritanya )




Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri