"Kamu tahu, kenapa dia berlaku seperti itu?" aku bertanya pada Fulan di sebelahku.
"Dia memang begitu, kalau sedang cemburu."
"Cem-bu-ru? ", aku memastikan, tak percaya. Ingin tertawa tapi takut dosa.
"Begitulah. Saat cemburu mulai mendominasi rasa, meski usianya tak lagi muda, perilakunya seperti remaja, bahkan kadang layaknya balita. Merasa takut kehilangan, tak ingin ditinggalkan, tapi ikhtiar yang terlihat mata, terdengar di telinga, malah sebaliknya. Mudah terpicu cemburu, tapi salah menerjemahkan, keliru mengekspresikan.. Apa yang terjadi kemudian? Alih-alih membawa kembali ke dalam pelukan, si pasangan justru balik kanan, putar haluan. Berlari menjauh, tak terjangkau tangan, hilang dari pandangan," Fulan memberikan pendapat, dan aku sepakat.