22 Dec 2011

Ada Sesuatu Di Hari Ibu

Bukan tak tersentuh oleh keharuan yang terasa sepanjang hari ini, Hari Ibu, jika aku tidak membuat sebuah tulisan bertemakan sosok nan mulia itu, tapi justru tulisan tentang Sabila, putri tunggalku, salah satu sumber inspirasiku. Bagaimanapun, bicara tentang ibu bagi kami seringkali terasa sensitif hingga diam akhirnya menjadi pilihan, saling menjaga perasaan. 

Terbiasa 
Seperti Sabila yang sudah terbiasa dengan banyak hal ( terbiasa belajar sendiri, terbiasa membuat teh manis dan sarapan pagi sendiri, terbiasa menyantap hasil kerja kerasku di dapur yang tetap saja jauh dari kata enak dan kebiasaan-kebiasaan baru lainnya, sepeninggal ummi nya ), maka akupun mulai terbiasa mendatangi sekolah untuk mengambil raport Sabila. Terbiasa dengan sikap biasa para wali murid saat bapak / ibu guru menuliskan peringkat pertama di papan tulis – dan baru heboh setelah melihat siapa yang berada di peringkat ke dua hingga ke sepuluh. Terbiasa dengan pertanyaan rekan kerja, jamaah mushola hingga para wali murid yang baru satu dua kali berjumpa, “Sudah ada penggantinya?”, “Sudah dapat belum?”. Terbiasa dengan senyum yang kugunakan sebagai jawaban atas semua 'kepedulian' mereka. 

Tak biasa 
Jika sampai saat ini Sabila masih terbiasa dengan permintaannya yang biasa-biasa saja, seperti setiap pembagian raport sebelumnya ( bagaimana tidak biasa-biasa saja ketika ia hanya meminta sepuluh buku tulis 58 lembar ataupun sebungkus es kelapa muda sebagai hadiah atas prestasinya yang tidak biasa ), maka tidak berlebihan rasanya jika kali ini aku ingin memberikan sesuatu yang tidak biasa untuk Sabila. Sesuatu yang tidak ( belum ) ia inginkan tapi aku tahu pasti ( sudah ) ia butuhkan.

Apakah sesuatu itu? Sesuatu itu bukan seorang ibu baru. Lalu? Kita lihat saja, apakah yang kumaksud sesuatu itu




Sabila, keceriaan sahabat-sahabatmu bersama ibu mereka hari ini semoga tak membuat hatimu mengharu biru. Masih ada aku yang akan selalu berusaha menjadi yang terbaik bagimu. Meski ibumu telah tiada, bukan berarti kau tak lagi memiliki ‘surga’. Sungguh, kau tak pernah kehilangan surga.

Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri