4 Jul 2011

Indera Keenam

Seorang sahabat pernah bercerita, dalam satu kesempatan mudik lebaran beberapa tahun lalu, dia 'tertidur' saat mengendarai motor. Ia baru sadar - dan tentu saja terkejut - ketika suara klakson mobil di lampu merah simpang lima Semarang terdengar nyaring tepat di belakangnya. Entah berapa kilometer jalan yang telah ia lalui dalam kondisi tak sadar seperti ini. Terakhir yang dia ingat adalah ketika mengisi bahan bakar di batas kota Semarang. Kelelahan fisik jelas menjadi penyebabnya.


Sebenarnya, akupun pernah mengalami kejadian serupa. Banyaknya tugas pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu yang – nyaris - tidak memungkinkan, membuatku tak menyadari apa yang kutemui sepanjang jalan dari kantor menuju rumah. Jangankan bertemu dengan siapa, apakah jalanan macet atau tidak saja aku tak ingat pasti. Satu yang kuingat terakhir adalah sapa dan senyum Pak Satpam di pintu gerbang, dan baru sadar kembali setelah aku mematikan motor di rumah. Astaghfirulloh, sungguh ini sangat berbahaya. Alhamdulillah, Allah masih melindungiku saat itu.

Kelelahan ataupun banyaknya beban pikiran seringkali membuat kita tidak konsentrasi, termasuk saat berkendara di jalan raya. Apakah sahabat pernah mengalami kejadian seperti ini? 

Indera keenam. Barangkali dialah yang mengambil alih kendali saat kita sedang tak konsentrasi. Karena kebiasaan, semua bisa terjadi meskipun  tidak kita sadari. Tapi, bagaimana bila 'indera keenam' - atau apapun istilah tepatnya - yang berperan saat kita sedang sholat. Bacaan sholat, gerakan rukuk, sujud dan sebagainya bukan kita kerjakan dengan penuh kesadaran dan pemahaman, tapi berjalan karena sebuah kebiasaan. Saat takbiratul ikhram kita masih ‘sadar’, tapi tiba-tiba baru tersadar kembali setelah salam.

Khusyuk bukanlah menjadi salah satu syarat sahnya sholat, tapi khusyuk dalam sholat adalah sebuah keutamaan yang harus diusahakan. Dan – setahuku – khusyuk tidaklah berarti lupa akan segala-galanya. Khusyuk justru sadar, mengerti apa yang dibaca dan dilakukan. Aku pernah mengulang sholat karena ada rukun-rukun yang aku lakukan tanpa kesadaran. Astaghfirulloh! Mengantuk, kelelahan ataupun banyak fikiran seringkali menjadi penyebab seseorang melakukan sholat tanpa ‘penjiwaan’, semua berjalan spontan, sebagaimana kebiasaan,baik sholat sendiri maupun berjamaah.

Apakah sahabat juga pernah mengalami?
Apa pendapat sahabat akan hal ini?

Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri