18 Nov 2009

Sama Harinya, Beda Aktivitasnya


Hari Minggu adalah salah satu hari dalam seminggu yang aku tunggu, karena di hari Minggu aku bisa bisa beristirahat sejenak dari segala kesibukan di kantor selama seminggu. Di hari Minggu pula aku bisa berkumpul dengan keluarga, melakukan aktivitas bersama yang selama ini tak sepenuhnya bisa kami jalani karena pekerjaan dan kegiatan masing-masing.

Apa yang biasa anda lakukan di hari libur? Tentunya sebagian akan berbeda dengan yang biasa kami lakukan, dan berbeda pula dengan yang tetangga-tetanggaku biasa kerjakan saat hari Minggu tiba.

Ada diantara kita yang menggunakan hari Minggu sebagai hari libur dalam arti yang sebenarnya., libur dari segala aktifitas sehari-hari. Tak ada kegiatan lain, selain santai didepan tv atau menonton vcd dari pagi hingga sore bahkan malam hari. Atau terkadang malah sepanjang hari kita gunakan untuk tidur sebagai pengganti begadang malamnya dan malam-malam berikutnya. Bagi yang memiliki hobi, hari Minggu adalah hari yang paling ditunggunya, entah itu memasak, memancing, olah raga, rekreasi atau sekedar jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Bahkan ada juga yang tak menganggap hari Minggu sebagai hari libur. Jika Senin sampai Sabtu adalah hari kerja baginya di perusahaan tempatnya bekerja, maka hari Minggu adalah hari kerja bagi bisnis pribadinya

Apapun aktivitas yang kita lakukan di hari Minggu, tentunya kita memiliki alasan dan kepentingan masing-masing. Tak ada yang salah dan tidak juga menjadi masalah. Sah-sah saja, paling tidak selama tidak merugikan orang lain. Tapi, apakah kita akan menjadikan hari libur kita sebagai hari yang begitu-begitu saja, bahkan terkadang menjadi sia-sia padahal banyak hal bermanfaat lainnya yang bisa kita lakukan. Lima atau enam hari dalam seminggu, kita disibukan dengan segala aktifitas duniawi kita. Selama itu, siang kita bekerja, malam kita gunakan untuk istirahat, dan bila libur datangpun kita masih sibuk dengan aktifitas duniawi kita, lalu kapankah kita melakukan aktifitas untuk akhirat kita. Akankah hidup di dunia ini hanya akan dihabiskan untuk menuruti hawa nafsu kita.

Saya terkesan dengan kebiasaan keluarga pak Soleh, sejauh ini keluarganya menjadi contoh bagiku meski belum sepenuhnya dapat kuikuti. Pak Soleh juga seorang karyawan di sebuah perusahaan, ia bekerja Senin sampai Jum’at, terkadang kerja lembur di hari Sabtu. Hari Minggu, jika tidak sangat mendesak, ia selalu minta libur. Karena aku berdekatan dengannya, maka hampir seluruh aktifitas luar rumahnya aku tahu.

Usai sholat Shubuh berjamaah di musholla bersamaku, pak Soleh langsung bersiap-siap untuk berolah raga. Bersama istri dan anak tunggalnya, mereka lari pagi keliling komplek dan sudah ada di rumah kembali sebelum pukul tujuh pagi untuk bersiap-siap ke pengajian umum di sebuah pondok pesantren yang dimulai pukul delapan pagi hingga pukul sepuluh. Pulang dari pengajian, aku sering melihat pak Soleh bersantai di teras rumah, bermain dengan anak atau membantu sang istri merawat tanaman hiasnya. Sepulang sholat Dzhuhur di mushola, mereka biasa beristirahat hingga menjelang Ashar. Sepulang sholat Ashar di mushola, pak Soleh biasanya akan mengajak istri dan putrinya bersilaturahmi dengan sahabat, kerabat atau sekedar jalan-jalan hingga menjelang Maghrib. Sholat Maghrib pak Soleh selalu di mushola, hampir setiap hari usai Maghrib beliau mengikuti pengajian hingga Isya datang. Dan sepulang Isya biasanya pak Soleh sempatkan untuk berkumpul dengan bapak-bapak di depan rumah. Tapi jika bapak-bapak lainnya ngobrol sampai malam, pak Soleh hanya bergabung dengan mereka sebentar, sekedar menjaga komunikasi dan hubungan baik dengan para tetangganya. Hal ini tetap ia usahakan mengingat di hari-hari kerja jarang sekali bertemu.

Apa yang biasa dilakukan oleh pak Soleh dan keluarganya setiap hari libur, memanglah kegiatan yang biasa-biasa saja, yang sebagian juga dilakukan oleh orang lain. Tapi aku melihatnya berbeda. Pak Soleh memanfaatkan hari liburnya untuk kegiatan duniawi dan akhiratnya secara seimbang. Tidak sepertiku, yang terkadang masih memanfaatkan hari liburku untuk kepentingan duniawiku, meskipun enam hari lainnya juga kugunakan untuk mengejar duniaku, sedikit sekali yang kumanfaatkan untuk mencari bekal akhiratku.

Kita perlu koreksi diri, bertanya pada diri sendiri apakah kita sudah memanfaatkan waktu kita sebaik-baiknya ( termasuk hari libur ), sudah seimbangkah antara kegiatan untuk duniawi dan akhirat?

Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri