4 Dec 2013

Menulis Lagi


Lesu darah, tak lagi bergairah. Begitulah yang aku rasakan. Jika dulu bisa seminggu dua kali, maka kini dua minggu sekali pun sudah terbilang bagus, bahkan pernah hingga hitungan bulan baru bisa aku lakukan. Maaf sahabat dan kerabatku, jangan berpikir negatif dulu, karena yang kumaksud bukan ‘gairah yang itu’ melainkan gairah menulisku.


Lihatlah, tahun 2013 segera berakhir, namun hanya ada belasan tulisan yang aku post di blog yang sederhana dan serba seadanya ini. Bukan hanya di sini, tapi di beberapa website yang biasa kutitipi hasil belajar menulisku pun tahun ini bisa dihitung dengan jari. Termasuk keinginan untuk menerbitkan buku kedua, terhenti di tengah jalan. Delapan puluh persen tulisan sudah disiapkan, sisanya masih dalam angan. Ide-ide sudah didapatkan, bahkan judul yang diunggulkan juga sudah ditetapkan. Tapi mempersembahkannya sebagai hadiah saat hari kelahiran istri, ataupun ulang tahun pernikahan kami, masih sebatas mimpi.

Merubah tagline dari Remah-Remah Hikmah menjadi Mengeja kata, itulah yang akhirnya kulakukan. Aku merasa benar-benar harus kembali belajar mengeja kata demi kata untuk merangkainya menjadi sebuah tulisan yang bukan saja enak dibaca tapi juga mengandung makna. 

Berbagai kesempatan dan ajakan untuk menulis, praktis aku lewatkan. Tawaran menggiurkan dari penerbit yang dulu mewujudkan mimpiku, aku abaikan. Begitu juga giveaway dengan hadiah luar biasa yang disediakan oleh sahabat blogger, tak kunjung memberiku energi untuk menulis lagi.

Kita berkeinginan, Allah memberi jalan, begitu yang pernah kutuliskan, dan kini (kembali) aku rasakan. Bermula dari sebuah email seorang sahabat, perlahan aku mulai bersemangat. Sebuah antologi terbaru berhasil menembus toko buku terkemuka dan sudah beredar di beberapa kota besar di Indonesia. Juga ketika seorang dosen memberi tugas presentasi, tiga orang dalam kelompokku langsung sepakat mempercayakan padaku, karena temanya sangat cocok dengan minatku, menulis. Terus terang ada rasa malu terselip dalam hatiku. Bagaimanalah aku akan memberikan motivasi menulis kepada tiga puluh enam mahasiswa lainnya jika aku sendiri justru merasakan yang sebaliknya. Aku tak boleh jadi orang munafik, jika orang lain kuajak untuk menulis, maka aku juga harus (kembali) menulis.

Tak hanya itu, seperti sebuah kebetulan, padahal tidak ada satupun kejadian kecuali sebelumnya telah Allah tetapkan, Mas Budhi ( Insan Robbani ) yang cukup lama tak saling berkomunikasi, tiba-tiba menyapaku. Pada beliau, aku sempat curhat terkait penurunan semangat menulisku. Sementara Mas Budhi justru baru saja menerbitkan sebuah buku. Subhanallah walhamdulillah.

Antologi, presentasi, obrolan dengan Mas Budhi, ketiganya tak lepas dari menulis. Ini bukan semata kebetulan, melainkan sinyal yang Allah berikan agar aku kembali membenahi keinginan, merubah mimpi jadi kenyataan. Antologi memberiku kepercayaan, presentasi memberiku kesadaran, dan Mas Budhi memberiku keyakinan bahwa menulis adalah memang yang ingin kulakukan.

Dengan mengucap Bismillah, berharap penuh mendapat kekuatan dan keberkahan, kuniatkan dalam hati untuk  ( kembali ) berbagi banyak hal melalui tulisan. Di tahun 2014;
- aku harus kembali aktif ‘menyapa’ para pengunjung setia eramuslim, kotasantri dan dakwatuna.
- aku harus lebih bisa mengelola blog dengan maksimal agar sewa domainnya tak menjadi sia-sia.
- sebelum hari kelahirannya, aku harus bisa menghadirkan sebuah senyum penuh makna di wajah istri tercinta karena buku berjudul Satu Kupinta, Seribu Kuterima memang aku tulis spesial untuknya.
  
Apa lagi yang harus kukata, bila satu kupinta, seribu kuterima?
Apa lagi yang harus kuucap, bila satu kuharap, seribu kudapat?

Terlalu lama paragraf pembuka ini terbiarkan, saatnya kini diteruskan agar tahun depan bisa dibukukan. Seperti yang menjadi ide penulisan, semoga menerbitkan buku kedua, ketiga dan seterusnya menjadi bagian dari beribu keinginan yang Allah kabulkan. Amin.

Artikel  ini diikutsertakan pada KontesUnggulan:Proyek Monumental Tahun 2014.

http://abdulcholik.com/2013/11/01/kontes-unggulanproyek-monumental-tahun-2014/



Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri