3 Nov 2013

Atas Nama Cinta, Keindahan dan Juga Kebanggaan

Bertubi-tubi, tiada henti dan hampir setiap hari. 
Belum sepi ruangan ini dari tanggapan atas beredarnya video perbuatan mesum yang dilakukan oleh siswa dan siswi sebuah sekolah menangah pertama di Jakarta yang dilakukan di dalam kelas dan disaksikan langsung oleh teman-temannya, kembali ruangan ini dipenuhi berbagai komentar atas kabar digerebeknya Fulan dan Fulanah oleh warga di kamar kost Fulan. Astaghfirulloh! 

Sulit dipercaya, tapi hampir semua orang mengatakan demikian. Badan Fulan yang lebam akibat pukulan warga yang emosi menjadi bukti bahwa hal itu benar-benar terjadi, setidaknya mereka tertangkap tangan sedang berduaan. 

Sulit rasanya untuk menghindar, menutup telinga dari kabar yang semakin hari semakin berkembang. Bagi sebagian orang, dua kabar memalukan sekaligus memilukan ini menjadi topik yang selalu menarik untuk dibicarakan. Fulan dan Fulanah seakan menjadi selebritis dadakan. Ketidakpercayaan bercampur dengan hujatan, ditambah komentar yang semakin lama terasa berlebihan, seolah semua yang berbicara menjadi saksi saat peristiwa itu terjadi. Diam, mencoba mengambil pelajaran dari dua kejadian tersebut adalah hal yang tepat daripada ikut  berkomentar yang hanya didasarkan pada dugaan dan sangkaan. 

Kiamat semakin mendekat, barangkali itulah kesimpulan yang tepat. Jika ayam tak pernah risih menyalurkan hasratnya di tempat terbuka, juga kucing yang tak bisa diam saat melihat ikan, itu karena mereka hewan, hanya memiliki nafsu tapi tak mempunyai akal dan pikiran. Apa yang mereka lakukan hanya mengikuti instinknya. Berbeda dengan manusia, selain nafsu manusia juga diberikan akal dan pikiran. 

Bukan tanpa tujuan jika Allah menganugerahkan keduanya kepada manusia. Dengan nafsu, semestinya manusia menjadi bergairah dan mau berupaya untuk meraih apa yang menjadi tujuan kenapa ia diciptakan. Dengan akal dan pikiran, semestinya manusia bisa membedakan, mengontrol dan mengendalikan nafsunya. Ketika akal dan pikiran sudah ditinggalkan, nafsu diperturutkan, maka dimanakah letak perbedaan manusia dengan hewan?

Dua kabar yang sepanjang minggu ini masih terus dibicarakan oleh beberapa orang, membawa sebuah peringatan bahwa setan tidak hanya menjadi pihak ketiga bagi laki-laki dan perempuan bukan mahram yang sedang berdua, tapi setan juga menjadi yang kesekian diantara manusia yang tipis iman. Sasaran setan bukan lagi laki-laki dan perempuan dewasa yang sedang dimabuk asmara, tapi juga remaja belia yang semestinya sibuk belajar untuk mempersiapkan masa depannya. Eksistensi, kebanggaan, karena dan atas nama cinta, serta imajinasi keindahan dan kenikmatan, menjadi senjata  ampuh bagi setan untuk menjerumuskan manusia, tak terkecuali pada mereka yang masih belia. Senantiasa hati-hati dan waspada, bentengi diri dan keluarga kita dengan iman agar tidak menjadi korban tipu daya setan yang seringkali terlihat indah tapi sesungguhnya menyesatkan.


Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri