Berjuta Rasanya adalah buku terbaru Tere Liye yang terakhir kubaca. Seperti judulnya, lima belas cerita pendek dalam buku ini mampu memberikan begitu banyak rasa, juga makna. Salah satunya tentang cinta.
Agar tak membuat penasaran, baiklah aku tuliskan satu penggalan kisah yang memberiku satu kesadaran sekaligus pelajaran tentang bagaimana dan karena apa semestinya mencinta.
Urusan ini sebenarnya amat sederhana. Seseorang yang mencintaimu karena fisik, maka suatu hari ia juga akan pergi karena alasan fisik tersebut. Seseorang yang menyukaimu karena materi, maka suatu hari ia juga akan pergi karena materi. Tetapi seseorang yang mencintaimu karena hati, maka ia tidak akan pernah pergi. Karena hati tidak pernah mengajarkan tentang ukuran relatif lebih baik atau lebih buruk.
Quote ini aku temukan di halaman nomor 26, bagian akhir dari cerpen pertama berjudul Bila Semua Wanita Cantik. Sungguh, secara pribadi aku tidak / belum mengenal Tere Liye ,tapi dia ‘tahu persis’, dengan dan karena apa aku mencintai almarhumah. Bukan tidak tapi sulit tergantikan.
Seperti karya-karya sebelumnya, penulis favoritku ini mampu menyajikan sebuah cerita yang bukan saja enak dibaca, mudah dicerna tapi juga kaya akan makna. Dan meski hanya sebuah karya fiksi, namun hikmah dan pelajarannya dapat dirasakan dan diterapkan di kehidupan nyata.
Tere Liye memang bukanlah Kang Abik. Karya-karyanya tidaklah termasuk kategori novel religious - jika religius diukur dari ada tidaknya nukilan ayat Al Quran dan atau hadist nabi, tapi ia begitu pandai menyelipkan pembelajaran – tentang nilai-nilai religious – dalam setiap karyanya. Tere Liye juga bukanlah Andrea Hirata, atau A. Fuady, tak ada label kisah nyata di setiap karyanya, tapi ia begitu piawai memberikan kesadaran sekaligus semangat untuk meraih mimpi, memperbaiki diri, dari hari ke hari, menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Hari ini semakin berjuta rasanya dengan datangnya award nan indah dari Mbak Noorma. Alhamdulillah, terima kasih.
