24 Apr 2012

Terlepas Dari Genggaman

Dalam satu lomba memancing yang diadakan perusahaan dalam rangka merekatkan hubungan antara karyawan dengan manajemen perusahaan, Dimas, karyawan yang satu departemen denganku merasa yakin bahwa dirinya yang akan keluar sebagai pemenang. Sejak lomba dimulai, hampir setiap tiga menit sekali, ikan tersangkut di mata kailnya. Hingga mendekati batas akhir perlombaan, tak kurang dari dua puluh ikan telah ia dapatkan, membuat ia semakin yakin bahwa dirinyalah yang akan menjadi juara untuk kategori peserta dengan jumlah tangkapan terbanyak. 


Saat panitia membunyikan sirine tanda perlombaan sesi pertama telah berakhir, dengan senyum sumringah Dimas mengemasi perlengkapan memancingnya. Tapi senyumnya mendadak lenyap ketika ia menyadari ada yang tidak beres dengan jaringnya. Sebelumnya ia yakin telah mendapatkan dua puluh ikan berbagai ukuran, tapi yang terlihat  hanya dua ekor ikan berukuran sedang. Setelah diselidiki, ternyata jaring yang ia gunakan untuk menampung hasil tangkapan ikannya rusak di bagian bawahnya. Tanpa disadari, ketika separuh jaring ia masukan ke dalam kolam agar ikan-ikan tak mati kekeringan, justru saat itulah ikan-ikan yang telah ditangkapnya meloloskan diri, membawa serta mimpi dan harapannya untuk menjadi juara, mendapatkan hadiah yang disediakan pihak panitia. 

Seringkali, kita beranggapan apa yang sudah ada dalam genggaman adalah milik kita, rejeki kita. Bahkan, tak jarang, apa yang belum terjangkau tangan sudah yakin bakal kita dapatkan. Yang demikian tidak selalu salah. Optimisme dalam berikhtiar memang diperlukan, sebagai penyemangat. Tapi harus diingat, kewajiban kita hanya berusaha dan berdoa, sedang Allah yang menentukan hasil akhirnya. 

Sama seperti lepasnya ikan-ikan yang telah Dimas dapatkan, banyak alasan mengapa makanan yang dikunyah tak jadi kita telan. Begitulah rahasia rejeki. Kalau sudah rejeki, walau di seberang lautan, banyak cara dan alasan untuk bisa kita dapatkan. Sebaliknya, kalau belum rejeki, banyak sebab mengapa ia bisa terlepas dari genggaman. 

Maka, yakin dan semangatlah dalam berdoa dan berusaha, namun jangan lupa untuk bertawakal, menyandarkan hasilnya pada Allah semata. Ketika kesadaran bahwa rejeki adalah rahasia Allah, hak prerogative Allah, maka keikhlasan akan lebih mudah dijalankan dan dipertahankan. Insya Allah. 

*gambar dipinjam dari http://www.socialclub.cam.ac.uk


stop press!

Masih dalam rangka memperingati hari Kartini, 21 blogger wanita bekerja sama dengan blogdetik mengadakan berbagai kuis yang diselenggarakan mulai tanggal 21 April 2012 hingga 5 Mei 2012, salah satunya dalah Mbak Erry si Bibi Teliti yang mengadakan kuis slogan gaul kartini modern. 
Bagi sahabat yang ingin berpartisipasi, masih ada kesempatan.

 

Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri