28 Dec 2011

Rembulan Tenggelam Di Wajahmu; Jangan Tanya Kenapa!


Seringkali, dalam hidup ini kita disibukkan oleh berbagaimacam pertanyaan. Apa ini, apa itu, mengapa begini, mengapa begitu? Sibukbertanya tentang banyak hal, terlebih bila kenyataan yang dihadapi tidak sesuaidengan yang diharapkan.

Berbagai pertanyaan terus saja dilontarkan hingga tak jarang kita terlupabahwa jawabannya sederhana saja. Dalam hidup, kita tak bisa lepas dari yang namanya hukum sebabakibat. Apa yang terjadi sekarang bisa jadi akibat dari satu sebab di masa lalu, atau bisa juga sebabdari kejadian lain di masa mendatang. Dan bukan tidak mungkin, apa yang kita lakukanmenjadi sebab bagi orang lain, sebagaimana juga yang kita alami adalah akibatdari sebab yang dilakukan oleh orang lain. Intinya, entah itu termasuk sebab ataupun akibat, pastikan bahwa apapunyang kita lakukan adalah kebaikan

Tak perlu menyibukkan diri dengan berbagaipertanyaan karena, dalam hal tertentu,  Allah sengaja tidak memberitahu. Allah Mahatahu, termasuk yang terbaik bagi kita. Jangan memaksakan diriuntuk mengetahui jawaban dari setiap yang kita tanyakan. Yakinlah bahwa apapunyang ada dan terjadi adalah karena Allah yang menginginkan dan menghendaki. Apayang Allah kehendaki itulah yang terjadi, meskipun seluruh isi langit dan bumimencoba menghalangi. Begitupun jika Allah tak mengijinkan,tak akan mejadikenyataan walaupun seisi langit dan bumi bahu membahu mengupayakan.

Begitulah salah satu hikmah dan pelajaran yangaku dapatkandari buku berjudul Rembulan Tenggelam Di Wajahmu, karya salah satu penulis favoritku, TereLiye. Cerita yang sederhana, mudah dicerna namun sarat akan makna. Tokoh danceritanya boleh saja fiktif,tapi hikmah dan pelajaran yang terkandung di dalamnya, sangat nyata. 

Dibanding buku-buku Tere Liye yang sudahpernah aku baca sebelumnya,ada satu ‘kekeliruan – menurutku -  yang dilakukan oleh seorang Tere Liye sebanyakdua kali di bab yang sama, bahkanhanya selisih empat halaman saja. Siapapun yang pernahmenonton film India berjudul Mohabbatein akan tahu bahwa cerita di halaman 245dan 251 – dimana tokoh Ray sengajamelukai tangannya dengan mencengkeram pecahan kaca di jendela untuk menarikperhatian si gigi kelinci - ada dalam film tersebut

Entah siapa menginspirasi siapa. Aku tak bisamenyalahkan, hanya menyayangkanmengapa  penggalankisah ini ada di buku yangsampulnya sangat menarik ini. Seandainya potongan ceritadi kedua halaman tersebut terinspirasi oleh salah satu adegan dalam film,barangkali bukan Tere Liye yang menginginkan, tapi tokoh Ray lah yang sebenarnya terinspirasi,meskipun semua tokoh dalam novel ini sejatinya adalah Tere Liye. Entahlah, danaku malas bertanya tentang hal sederhana ini. 

Tapi terlepas dari penggalan kisah di duahalaman tersebut, membaca novel ini,dengan istilah kebas, menyeringai, patah-patah dan jugatergugu,semakin membuat aku merasa dekat dan akrab dengan seorang Tere Liye yang dari namanya semula kusangka adalahseorang penulis wanita. Tak pernah aku membaca sebuah bukudari seorang penulis yang di setiap bukunya selalu ada kata-kata tersebut. Tidak masalah,toh aku tetap menyukainya dan justru itumenjadikan ciri khasnya. Barangkali, Tere Liye sudah mematenkan istilah-istilahtersebut hingga penulis lain enggan untuk memakainya, khawatir diharuskan harus membayar dengan harga yang mahal kepada Tere Liye untuk setiapistilah ini. Hahaha, tentu saja ini omong kosong, hayalanku belaka. 

Kesimpulannya, tak ada gading yang tak retak,termasuk novel Tere Liye yang satu ini. Tapi, walau begitu, kenyataannya aku selalu menunggu dan memburukarya-karya Tere Liye, termasuk buku berjudul Senja Bersama Rosie yang saat ini baru kubacasetengahnya. 

Sahabaat penasaran dengan buku ini, mengapajudulnya Rembulan Tenggelam Di Wajahmu? Jangan tanya kenapa, sebaiknya langsung saja baca dan segera temukan hikmah dibalik kisahnyayang memesona. 

sumber gambar: goodreads.com

Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri