9 Aug 2011

Ditabur Apa Direbus?

Pa’e tidaklah jago masak. Apapun yang dimasak, rasanya jauh dari enak. Tapi ada satu masakan Pa’e yang Genduk tak pernah nolak. Mi instant. Mau pagi, siang, sore ataupun malam, miegoreng ataupun rebus, Genduk selalu menyantapnya dengan lahap. Sambil menikmati karya terbaik Pa’e, Genduk tak lupa memuji. “ Sama-sama mi, tapi kalau Pa’e yang masak, rasanya jadi beda. Jauh lebih enak!” Tentu saja ini trik Genduk agar besok-besok Pa’e mau masakin mi lagi. Pa’e sudah hafal rayuan pulau kelapa si Genduk, sehafal Genduk dengan gelengan kepala Pa’e setelah itu.

Bagaimana mereka tidak hafal, rayuan gombal Genduk sejatinya dia copy dari Pa’e. Dan jika Pa’e selalu menanggapi dengan gelengan kepala, adalah meniru gaya Bu’e dulu. Meskipun mie rasanya enak, kalau keseringan, tidak bagus untuk kesehatan. Demikian Pa’e selalu beralasan. 


Tapi hari itu ada yang beda. Alih-alih memuji seperti biasanya, Genduk malah mengkomplain mie goreng buatan Pa’e. 

“ Pa’e, kayaknya ada yang salah deh “ kata Genduk sambil membolak-balik mie goreng di piringnya.

“ Salah? Salah gimana? Kalau soal masak mie, aku sudah hafal di luar kepala ” sahut Pa’e sedikit menyombong. Padahal, masak mi adalah satu-satunya keahliannya setelah masak air. Hihihi…

“Iya, tapi kok sayurannya masih mentah?” 

“ Sayuran? Aku nda menambahkan sayuran. Bawang goreng kali yang kamu maksudkan?”

“ Bukan! Bukan bawang goreng, Pa’e! “ Genduk ngotot. ” Ini sayuran kering, seharusnya kan ikut direbus, kok Pa’e taburin begini? ”

Meski Pa’e yakin sudah mengikuti semua petunjuk cara penyajian - kecuali menambahkan sewiran ayam – mau nda mau Pa’e jadi ragu. Jangan-jangan Genduk benar. Mi goreng yang ia masak kali ini memang  berbeda dari biasanya. Kurang puas dengan porsi biasa, pulang kerja kemarin Pa’e sengaja mampir ke minimarket, membeli In**mie goreng JUMBO special untuk Genduk. 

Benarkah yang Genduk katakan? Pa’e mulai merasa ada sesuatu yang ia lewatkan, lebih tepatnya lupakan. Pa’e segera mengambil kembali bungkus mie yang belum sempat ia buang. Penasaran, fast reading Pa’e membaca petunjuk pengolahan yang tertera di bagian belakang kemasan. 

Sampai di kata-kata ‘Sementara  mi direbus, campurkan bumbu, minyak bumbu, saus cabe dn kecap manis ke dalam piring’ tidak ada yang salah. Juga di petunjuk berikutnya, ‘ Tiriskan mi, kemudian campurkan mi ke dalam campuran bumbu di piring, aduk hingga merata’ itupun sudah Pa’e lakukan. Tapi Pa’e tidak menemukan petunjuk untuk menaburkan bawang goreng di atasnya. Tidak ada kata-kata itu, dan memang tidak ada bawang goreng dalam kemasan In**mie goreng JUMBO special. Yang ada adalah sayuran kering yang dikemas bersebelahan dengan bumbu utamanya. Dan Pa’e melewatkan petunjuk pertamanya ‘ Rebus mi dan bahan pelengkap dalam 500 cc air mendidih selama 3 menit sambil diaduk ’ Jadi di sinilah letak masalahnya. Pa’e mengira sayuran kering itu adalah bawang goreng seperti mi goreng pada umumnya. Dan semestinya sayuran kering itu ikut direbut, bukan ditabur. Hihihi… Pa’e mesem sendiri. 

Ternyata ada yang beda, Pa’e kira sama. Kalau Genduk komplain, itu wajar saja. 

“ Pa’e, terus piye iki?” tanya Genduk bingung. Dan tambah bingung lagi ketika melihat Pa’e mesam-mesem sendiri . 

Yo, piye meneh? Di pinggirin saja sayurannya, daripada mubazir “ jawab Pa’e enteng.

Oalah, Pa’e…Pa’e……! Bagaimana mau jadi master chef, lha wong masak mi saja ndak becus! Itu sayuran, Pa’e, bukan bawang goreng. Jadi jangan ditabur, tapi ikut direbus. Hehehehe...


gambar pinjam di sini

Ini bukan promosi mi, tapi jika sahabat mempunyai pengalaman unik seputar mi, bolehlah di bagi disini.

Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri