30 Jun 2011

Bacalah, Kemudian Tulislah!

Seorang rekan kerja bertanya, hal apa yang membuatku betah duduk menghadap layar komputer meskipun semua tugas sudah selesai dikerjakan?

"Aku senang membaca!" jawabku apa adanya.

Membaca adalah hobiku sejak lama, dan semakin tertarik setelah merasakan manfaat postifnya. Bukan saja membuka wawasan, tapi dengan membaca juga bisa meningkatkan keimanan, menambah keyakinan, dan juga memperluas kesabaran.

"Saya jarang melihat Mas membawa buku?" tanya dia yang baru bergabung di perusahaan ini tiga bulan yang lalu.

"Tentu saja! Aku memang hobi membaca, tapi tidak hobi membeli buku!" jawabku sambil tertawa. "Harga buku baru cukup mahal, kadang setara dengan harga beras untuk satu minggu!"


Sesaat rekan kerja yang sama-sama berasal dari Kebumen ini terlihat bingung. Hobi baca, tapi tak hobi beli buku?

"Membaca itu kan tidak harus dari buku!" kata-kataku membuyarkan lamunannya.

Jujur, di lemariku hanya ada beberapa puluh buku, itupun tidak semuanya aku dapatkan dengan cara membeli. Sebagian besar adalah pemberian saudara dan sahabat, baik sebagai hadiah lomba, kuis, atau terkadang diberikan begitu saja - tanpa harus ada alasan. Tentu, karena dia tahu aku hobi membaca.

Selain temanya yang beraneka ragam - biografi, fiksi, sampai software computer - koleksi buku di lemariku juga tidak semua kondisinya masih baru. Ada beberapa yang memang aku beli di pedagang buku bekas pinggir jalan. Alasannya satu. Harga sebuah buku baru terkadang sama dengan harga beras untuk kebutuhan aku dan putriku selama satu minggu, bahkan lebih. Bagiku, masih termasuk baru selama aku belum pernah membacanya, meskipun buku tersebut diterbitkan sudah beberapa tahun yang lalu. Dan menjadi buku ‘bekas’ setelah selesai kubaca, meskipun baru beli tadi pagi.

Obrolanpun berlanjut dengan santai. Waktu istirahat masih lima belas menit lagi. Semua tugas sudah kami selesaikan, tinggal menunggu laporan produksi yang masih berjalan. Kali ini aku yang lebih banyak berbicara, sedang dia terlihat antusias mendengarkan ceritaku.

Banyak perubahan positif yang aku rasakan setelah membaca. Dengan membaca sirah para nabi, aku merasa keyakinan dan keimananku semakin bertambah. Dengan membaca biografi tokoh-tokoh dunia, aku termotivasi untuk berprestasi seperti atau bahkan melebihi mereka. Dengan membaca kisah nyata seseorang, aku mengambil hikmah dan pelajaran tentang kenyataan hidup yang tak selamanya sesuai dengan yang kita bayangkan atau harapkan. Dari pengalaman mereka, aku belajar untuk lebih bersabar dan bersyukur dalam menjalani hidup, dalam kondisi apapun dan bagaimanapun. Dengan membaca, banyak ilmu pengetahuan dan informasi yang tidak aku dapatkan ketika duduk di bangku sekolah atau saat mengikuti pengajian. Dari membaca, aku mendapatkan bahan untuk kutanyakan sehingga wawasanku terus berkembang.

Yang sering terjadi adalah kita merasa sudah cukup tahu, padahal banyak hal yang belum kita ketahui dan baru sadar setelah kita membaca dan mempelajarinya.

Soal harga buku yang relatif mahal untuk sebagian kalangan, termasuk aku, bukanlah alasan untuk mengecilkan pentingnya membaca. Buku bukanlah satu-satunya yang bisa kita baca. Banyak media yang bisa kita gunakan, atau bahkan kita bisa membaca pada alam sekitar, mempelajari tanda-tanda kebesaran Allah. Kalau tak ada anggaran untuk membeli buku, masih ada perpustakaan yang menyediakan ratusan bahkan ribuan buku yang bisa kita pinjam secara gratis. Kalaupun tidak ada perpustakaan, letaknya terlalu jauh atau kita terlalu sibuk untuk ke sana, kita bisa membeli buku-buku second yang harganya jauh lebih murah. Seperti koran pagi yang dijual sore hari, harganya hampir sama dengan sebatang rokok yang bukan saja membahayakan kesehatan tapi juga tidak menambah ilmu pengetahuan kecuali pemborosan.

Atau di jaman yang serba online seperti sekarang ini, berbagai informasi penting dan update bisa kita dapatkan secara gratis, cukup dengan membayar biaya koneksi internet. Kalaupun komputer kita belum bisa mengakses internet, kita bisa rental di warnet untuk mendownload secara gratis ebook-ebook yang bagus dan bermanfaat. Intinya, banyak cara untuk memenuhi kebutuhan kita membaca, tidak harus beli buku, tergantung usaha dan kemauan kita.

"Kalau saya ingin membaca, bacaan apa yang Mas rekomendasikan?"

"Banyak, dan kamu bisa mencarinya sendiri. Apa saja asal mengandung manfaat, membawa dan mengajak kita melakukan kebaikan setelah membacanya. Tidak harus selalu bacaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi untuk memahami isinya, tapi dari bacaan yang ringan dan sederhanapun kita bisa mendapatkan manfaat yang besar. Tentu saja, yang paling utama adalah membaca Al-Qur'an, kitab suci kita. Dengan membacanya saja kita sudah mendapatkan pahala, apalagi mengerti, memahami, dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari. Jadikan membaca Al-Qur'an sebagai bacaan utama harian kita, baru bacaan lainnya."

"Sepertinya saya harus coba rajin membaca dari sekarang!"

"Betul! Dan selain membaca, cobalah untuk belajar menulis."

"Menulis?" dia terlihat terkejut.

"Ya, menulis. Kenapa kaget?" aku balik bertanya. "Kita ini makhluk yang tidak luput dari khilaf dan lupa, apa yang sudah kita baca kemarin, bisa saja hari ini sudah lupa. Menulis adalah salah satu cara untuk mengikat ilmu yang sudah kita dapatkan. Tidak harus sehebat penulis yang karyanya baru saja kita baca, tapi mulailah menulis untuk diri sendiri, kemudian untuk orang lain."

Jika beberapa tulisanku pernah aku share di blog atau di tempat lain, bukan berarti aku pandai menulis. Sungguh, aku masih harus banyak belajar untuk membuat sebuah tulisan yang bukan saja enak dibaca, tapi juga mengandung hikmah dan membawa manfaat, bagi diri pribadi dan juga orang lain yang membacanya. Bukan karena terlalu percaya diri, tapi aku berusaha untuk berbagi manfaat, sekecil apapun dan sesederhana apapun. Selain itu, aku juga berharap ada orang yang berkenan melengkapi, meluruskan, dan mengingatkan bila ternyata apa yang kupahami dan kumaknai selama ini masih banyak kekurangan, kekeliruan, atau bahkan aku salah mengartikan.

"Terkadang saya juga ingin menulis, tapi tidak tahu apa yang harus ditulis!"

"Maaf, bukan bermaksud menggurui, sekedar berbagi pengalaman. Banyak-banyaklah membaca, suatu saat kamu akan tahu apa yang bisa kamu tulis. Mulailah dengan membaca, lanjutkan dengan menulis. Kamu ingat kan, ayat pertama yang Allah turunkan? Iqro’, bacalah! Ini berarti bahwa kita diwajibkan belajar - membaca. Bacalah yang tidak selamanya berupa tulisan. Raihlah keberuntungan dengan membaca kebesaran Allah yang tersebar begitu banyak di sekeliling kita. Juga jangan lupa untuk mengajak orang lain melakukan kebaikan bersama-sama kita. Jangan simpan kebaikan disembunyikan untuk diri sendiri, juga jangan hanya mengajak orang lain tapi terlupa ikut melakukan. Bacalah, kemudian tulislah! Dan pastikan semuanya tentang kebaikan!"

( Postingan ini juga sekaligus untuk menyemangati diri sendiri yang entah kenapa masih belum menemukan semangat ngeblog lagi. Terima kasih kepada sahabat yang telah bersilaturahim dan tetap komit untuk terus saling mengingatkan sekaligus menguatkan melalui tulisan. Insya Allah, begitu kesibukan di dunia nyata teratasi, saya akan kembali ngeblog lagi )

Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri