30 Aug 2010

Berat Ringan Tergantung Ilmu

Pa’e dan Bu’e baru saja selesai sholat tahajud ketika jam weker di atas meja berbunyi. Kriiiiing............jeritan weker tua itu semakin lama semakin nyaring. Bu’e beranjak mematikan jam weker bulat bergambar burung hantu, kemudian melangkah ke dapur untuk menyiapkan makan sahur.

Setiap malam sebelum tidur, Pa’e tak lupa menyetel jam weker kesayangannya agar berbunyi tepat jam 03.30. Tapi selalu saja Pa’e dan Bu’e bangun lebih dulu, setengah jam sebelum jam weker menjalankan tugasnya. Mereka sudah terbiasa bangun malam dan sholat tahajud. Kalaupun Pa’e tetap menyetel jam weker, itu hanya sekedar untuk berjaga-jaga agar mereka tidak melewatkan makan sahur yang penuh barokah.

“ Tumben suasana malam ini sepi, apa tetangga sudah pada sahur? Jangan-jangan mereka belum bangun Bu’e?” tanya Pa’e sambil meminum teh manis yang sudah disiapkan Bu’e sebelum mereka sholat. Teh panas itu kini sudah menjadi hangat-hangat nikmat.

“ Si Tono malam ini kerja malam, dia sahur di tempat kerjanya. Kalau si Tini jam dua tadi aku dengar dia sudah bangun, dan mungkin sekarang sudah tidur lagi. Kalau si Toni belakangan memang jarang makan sahur, dia lebih mberatin tidur ketimbang sahur, katanya dia kuat puasa tanpa harus sahur “ jawab Bu’e sambil menata makan sahur mereka.

“ Lho, kalau kuat sih aku rasa banyak orang yang kuat puasa tanpa harus sahur. Tapi sahur itu kan sunnah rosululloh. Anggota tubuh kita masing-masing memiliki hak. Ketika ngantuk, mata kita berhak untuk ditidurkan. Begitupun perut kita memiliki hak untuk diisi makanan dan minuman. Insya Allah, sahur itu banyak membawa manfaat dan barokahnya. Misalnya, sebelum sahur kita bisa sholat malam dulu. Ini kesempatan untuk melatih kita yang masih sulit bangun malam untuk sholat. 

Kemudian rosululloh mencontohkan kita untuk mengakhirkan sahur, ini juga ada hikmahnya. Dengan mengakhirkan sahur mendekati waktu shubuh, kita bisa melaksanakan sholat shubuh tepat pada waktunya. Sambil menunggu waktu shubuh tiba, kita bisa gunakan untuk membaca Al Quran. Berbeda ketika kita sahur masih terlalu malam, biasanya kita akan tidur lagi dan jarang yang bisa bangun untuk sholat shubuh tepat waktu. Selain itu juga, kalau kita mengakhirkan makan sahur, ketika siang kita tidak cepat merasa lapar dan lemas, sehingga kita bisa melaksanakan aktifitas kita dengan badan lebih segar. Dan kondisi seperti ini jelas membuat ibadah kita bisa lebih khusyuk lagi. 

Jadi sahur itu bukan sekedar urusan makan dan minum saja, ada banyak manfaat dan keberkahan jika kita tahu hikmahnya “ panjang lebar Pa’e menjelaskan, tapi kenyataanya memang masih banyak orang yang seperti ‘mengecilkan’ manfaat sahur. Banyak alasan, padahal seandainya tahu betul rahasia dari sunah nabi ini rasanya tak seorangpun akan melewatkan makan sahur.

Bu’e kini telah selesai menyiapkan hidangan. Nasi, sayur kangkung kesukaan Pa’e, beberapa potong tahu dan tempe goreng, serta irisan timun kini siap mereka santap. Ketika Pa’e mulai menyendok nasi, tiba-tiba datang salah satu tetangga mereka. Bu’e beranjak menemui sang tamu yang hanya berdiri di depan pintu. Sepertinya sang tamu terburu-buru karena dia juga belum makan sahur. Sesaat kemudian Bu’e kembali dangan doa potong ayam goreng di tangan kanan dan semangkuk sayur sop di tangan kirinya. Alhamdulillah, rupanya sang tamu datang membawakan rejeki untuk Pa’e dan Bu’e.

“ Siapa yang ngasih sayur sop dan ayam goreng ini Bu’e? “ tanya Pa’e sambil mengambil sepotong ayam goreng. Sepertinya sang tetangga tahu betul kalau Pa’e sangat suka dengan paha ayam.

“ Mbak Tina, Pa’e “ jawab Bu’e sambil menyendok sayur sop dan mengambil ayam goreng. Bu’e merasa sangat bersyukur karena sang tetangga seolah tahu kalau Bu’e paling suka dengan ayam bagian sayapnya.

“ Mbak Tina yang pengantin baru itu?”

“ Iyo Pa’e. Semalam waktu Pa’e masih tadarusan di mushola, mbak Tina silaturahmi ke sini. Dia nanya soal.....”

“ Seperti yang dulu kita alami? “ Pa’e memotong kalimat Bu’e. Pa’e mengerling genit ke arah Bu’e.

“ Iyo Pa’e “ jawab Bu’e sambil tersipu. Tebakan Pa’e tepat, dan ini membuat Bu’e tersenyum malu.

Sebelas tahun silam, ketika Pa’e dan Bu’e baru menikah, mereka pernah mengalami masalah yang sebenarnya tidak berat namun karena kurangnya ilmu mereka tentang agama, seolah masalah yang mereka hadapi adalah masalah yang besar dan berat. Sebagai pengantin baru, Pa’e dan Bu’e menjadi bingung karena hampir setiap malam, sebelum sahur mereka ‘harus’ mandi besar dulu. Dingin dan malu dengan tetangga, itu yang menjadi masalahnya. Sebenarnya tak ada satupun tetangga yang membicarakan mereka, semuanya maklum dengan pengantin baru, tapi tetap saja mereka merasa tidak nyaman. Maklum, Pa’e dan Bu’e tinggal di rumah kontrakan dimana kamar mandinya berada di luar dan dipakai bersama-sama. Tak mungkin tak ada yang tidak tahu kalau mereka mandi, apalagi malam hari, suara cipratan air terdengar jelas hingga ke kamar tetangga. Beruntung pas pertengahan puasa, Pa’e memberanikan diri bertanya kepada seorang ustadz, dan akhirnya Pa’e dan Bu’e mendapatkan solusinya. Pa’e dan Bu’e bisa tetap menikmati masa-masa pengantin barunya dan tetap menjalankan puasa dengan aman dan nyaman.

“ Itulah pentingnya kita belajar agama. Tak ada ajaran Islam yang memberatkan dan mendzolimi umatnya, asal tahu ilmunya. Mandi besar setelah berhubungan suami istri itu wajib dilakukan ketika akan sholat atau membaca Al Quran, tapi tidak menjadi syarat ketika orang akan berpuasa. Tidak seperti sholat, puasa tidak mewajibkan sesorang suci dari hadas kecil atau besar. Puasa kita insya Allah tetap sah meskipun kita belum sempat mandi besar, asalkan persetubuhan dilakukan malam hari sebelum datang waktu subuh. Jadi tak harus kita mandi junub malam-malam sebelum sahur. Untuk menghilangkan makruh, sebelum makan dan minum disunahkan kita wudhu dulu. Mandi bisa kita lakukan setelah sahur, bahkan setelah datang waktu shubuhpun tidak masalah, asalkan kita hati-hati agar tidak ada air yang masuk ke dalam tubuh kita. Tapi agar lebih aman dan nyaman, mandi janabah bisa kita lakukan setelah sahur sebelum masuk waktu shubuh. Selain tidak terlalu dingin, bagi yang masih merasa malu dengan tetangga, hal ini bisa teratasi. Tapi sebenarnya sih kita tidak perlu malu, toh setiap orang yang sudah berkeluarga memaklumi hal ini. Berhubungan suami istri dengan pasangan yang sah adalah halal dan mandi wajib adalah aturan agama untuk mensucikan diri, lakukan semuanya karena Allah “ Pa’e mengulang apa yang didengarnya dari pak ustadz sebelas tahuh silam.

“ Harus diakui bahwa kurangnya ilmu sering membuat seseorang merasa berat melakukan ibadah, ibadah kita tidak maksimal, tidak sempurna atau bahkan bisa jadi apa yang kita lakukan sama sekali tak bernilai ibadah bahkan paling parah justru bisa menjadikan kita sesat. Meninggalkan sahur dengan sengaja, menggunjingkan orang lain, menunda-nunda berbuka puasa adalah karena kurangnya ilmu dan pemahaman tentang puasa. Memang, tidak sampai membatalkan puasa, tapi bisa mengurangi nilai puasa kita “ Pa’e menambahkan

“ Betul Pa’e. Aku juga sudah jelaskan sama mbak Tina. Alhamdulilah, mbak Tina bisa mengerti dan merasa senang sekali karena dia bisa menjalankan kewajibannya sebagai istri, menikmati bulan madunya dan menjalankan puasa tanpa rasa ragu lagi. Barangkali, sayur sup dan ayam goreng ini sebagai ucapan terima kasihnya “ timpal Bu’e.

“ Alhamdulillah, Bu’e sudah berbagi ilmu dengan mbak Tina, dan kita jadi makan sahur dengan lauk istimewa. Semoga mbak Tina dan suaminya bisa menjalankan ibadah puasa dengan lebih mantap lagi. Tapi Bu’e nda lupa tho mengingatkan ke mbak Tina kalau melakukan hubungan suami istri siang hari di bulan puasa itu haram hukumnya, bahkan bisa kena kifarat ?”

“ Sudah, sudah aku jelaskan semua yang aku tahu tentang hal-hal yang bisa membatalkan, mengurangi pahala puasa dan sunah-sunah selama kita menjalankan puasa. Insya Allah, mbak Tina bisa memahami dan katanya dia dan suaminya akan lebih rajin lagi mengikuti pengajian. Dia baru sadar bahwa kebingungan mereka selama ini karena mereka kurang belajar agama, apa yang sebenarnya kecil mereka anggap besar dan sebaliknya masalah besar justru mereka anggap kecil “

“ Syukurlah kalau mereka sadar bahwa belajar agama itu sangat penting, disamping belajar ilmu dunia. Belajar dan menuntut ilmu adalah kewajiban, sejak kita masih dalam buaian hingga masuk ke liang kubur. Selama nyawa masih dikandung badan, wajib hukumnya kita belajar dan menuntut ilmu. Ilmu Allah tidak akan pernah habis kita pelajari, bahkan ketika lautan dijadikan tinta, daun-daun dijadikan kertas, dan ditambah lagi sebanyak itu, ilmu Allah tidak akan habis ditulis dan dipelajari “ Pa’e menutup percakapan mereka bertepat dengan terdengarnya tanda imsak dari masjid.

Bu’e segera merapihkan bekas makan sahur mereka, sementara Pa’e menggosok gigi dan siap-siap ke mushola. Pa’e sholat subuh berjamaah di mushola dilanjutkan dengan tadarus hingga matahari mulai meninggi sedangkan Bu’e sholat subuh di rumah dan tadarus hingga Pa’e pulang dari mushola. 

Gambar dipinjam dari sini

Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri