25 Nov 2009

Setelah Ini, Siapa Lagi Yang Mengaku Nabi?


Sebuah aliran agama sesat kembali muncul di tengah masyarakat, kali ini seseorang di daerah yang terkenal agamis mengaku sebagai seorang rosul ..” begitu sang presenter memulai beritanya di salah satu tv swasta sore itu.

Ada-ada saja sekarang ya!” komentar istriku sambil meletakan segelas teh manis dan sepiring pisang goreng di meja.

Tanda-tanda akhir zaman “ jawabku singkat.

Kok bisa ya, orang itu mengaku sebagai rosul. Padahal kalau dilihat, aliran yang dia ajarkan mirip Islam-Islam juga

Aku tidak langsung menjawab, kuminum teh manis di depanku. Aku batalkan mengambil sepotong pisang goreng, masih terlalu panas karena memang baru diangkat dari penggorengan.

Lah, yang lebih mengherankan, kok masih ada orang yang percaya bahkan kemudian menjadi pengikut setianya “ jawabku selanjutnya.

Lagi, untuk yang kesekian kalinya muncul di tengah-tengah masyarakat kita sebuah aliran kepercayaan, baik yang mengaku baru atau yang nyata-nyata ndompleng pada Islam, tokoh-tokoh yang mengaku sebagai orang suci, wali, keturunan nabi atau bahkan blak-blakan mengaku diangkat sebagai nabi juga rosul. Astaghfirulloh! Benarkah zaman sudah memasuki babak akhir?. Rosululloh saw pernah mengatakan bahwa di akhir jaman akan banyak bermunculan orang-orang yang mengaku dirinya nabi bahkan juga rosul.

Diskusi antara aku dan istrikupun berlanjut. Aku lebih senang menyebut orang-orang yang mengaku sebagai orang suci, keturunan nabi yang dipilih dan diangkat menjadi nabi dan rosul baru, sebagai orang yang mengalami krisis kepercayaan diri yang sangat-sangat kronis. Entah apa yang melatarbelakanginya, yang jelas orang-orang semacam itu sengaja membentuk image sedemikian rupa demi mendapat pengakuan dari orang-orang sekitarnya. Dia gagal mendapat tempat dan gagal menempatkan diri di lingkungannya.

Jelas, mereka yang melakukan kebohongan, kedustaan dan penipuan semacam itu memiliki kepentingan untuk pribadinya. Permasalahannya, mengapa sampai ada orang yang percaya dengan kebohongan, kedustaan, dan tipu daya sang tokoh, padahal untuk urusan yang satu ini, jelas-jelas tidak benar adanya. Jangankan percaya, sekedar menjadi ragupun tidak. Kecuali mereka yang memang tidak memiliki pegangan agama, atau agama hanya sebatas kewajiban administratif yang harus disebutkan dalam dokumen pribadinya sebagai warga negara.

Jika satu saat ada seseorang mendatangi kita dengan segala kesan menderita yang dia tampakkan dengan tujuan mendapatkan simpati dan bantuan dari kita, bisa jadi hal itu adalah benar. Kita sama-sama tahu bahwa di negara yang ‘katanya’ sudah merdeka ini, kemiskinan masih terdapat dimana-mana meskipun terkadang ada juga yang memanfaatkan kemiskinannya untuk mendapatkan keuntungan pribadinya.

Namun, jika ada seseorang yang dengan pede-nya mengatakan bahwa dirinya adalah utusan Allah, seorang nabi bahkan rosul, kita yang mengaku beragama akankah kemudian mempertimbangkan omongan orang tersebut?. Tidak, tidak perlu sama sekali!. Jangankan membuat kita percaya, sekedar memancing untuk berfikir sampai menjadi ragupun tidak. Karena apa yang orang itu omongkan, tak perlu di pertimbangkan kemungkinannnya lagi, jelas-jelas itu salah dan sesat. Itu bohong, dusta dan sama sekali tidak benar. Hanya orang-orang yang memiliki keimanan sangat tipis yang mempercayai omongan semacam itu, atau bahkan sebelumnya mereka tak memiliki keyakinan pada agama.

Seiring perjalanan waktu, kita memang tidak bisa menghindar jika waktu menghantarkan kita pada akhir jaman. Tapi kita mempunyai kesempatan dan pilihan untuk menjadi apa saat akhir jaman benar-benar datang. Akankah kita termasuk golongan orang-orang yang selamat ataukah termasuk golongan yang tersesat. Semua tergantung pada diri kita. Bagaimana kita memegang agama kita, bagaimana kita menjaga dan memelihara iman kita.

Mari, kita lindungi diri kita, keluarga kita, lingkungan kita dengan menjalankan Islam secara kaffah. Kita pelajari dan amalkan ajaran Islam dengan sebenar-benarnya, sebab beragama tidak hanya butuh pengakuan saja, namun juga tindakan dan pengamalan. Kita bekali anak-anak kita, keluarga kita dengan ilmu agama yang benar dan mendalam, sehingga di akhir jaman kelak kita termasuk golongan orang-orang yang selamat, terlindung dari ajakan dan aliran-aliran yang sesat dan menyesatkan. Insha Allah.


Featured post

Sebab Cinta Tak Harus Menangis

“ Aku bangga pada kalian. Kesabaran, ketegaran dan juga ketabahan kalian. Pertahankan, karena hidup harus tetap berjalan! “ sebuah sms mas...

 
© Copyright 2035 Ruang Belajar Abi
Theme by Yusuf Fikri